tak apa
pelangiku rupanya
merah
pantulan rem-rem yang berebut terdepan
kuning
pantulan peringatan hati-hati rebutan
hijau
pantulan tanda masuk terowongan panjang
di aspal
yang basah menyanyikan bisikan janji pulang
dan tak apa.
Wednesday, November 25, 2009
Tuesday, November 17, 2009
kerlip
adalah pendar tutur lagumu
yang kuikuti diam-diam
seperti kepik merah totol hitam
berhinggapan dari bunga melati
kuning labu dan matahari
adalah pendar tutur dongengmu
yang kukagumi diam-diam
seperti kunang-kunang kemerlip
mengedip genit memberi asa
pada malam berdegup resah
lihat, berkilauan air danau
tersiram bulan waktu malam
menari-nari gemintangan
mengikuti lagumu yang terdengar
jauh, jauh sampai hatiku berdebar
adalah itu dan semuanya
menggelembungi kau dan aku
terduduk manis terlibat embun pagi
kembali menanti kepik merah totol hitam
berhinggapan pada bunga melati
*by me and dearest Sindy
yang kuikuti diam-diam
seperti kepik merah totol hitam
berhinggapan dari bunga melati
kuning labu dan matahari
adalah pendar tutur dongengmu
yang kukagumi diam-diam
seperti kunang-kunang kemerlip
mengedip genit memberi asa
pada malam berdegup resah
lihat, berkilauan air danau
tersiram bulan waktu malam
menari-nari gemintangan
mengikuti lagumu yang terdengar
jauh, jauh sampai hatiku berdebar
adalah itu dan semuanya
menggelembungi kau dan aku
terduduk manis terlibat embun pagi
kembali menanti kepik merah totol hitam
berhinggapan pada bunga melati
*by me and dearest Sindy
Subscribe to:
Posts (Atom)